Selasa, 18 Agustus 2009

Mensyi’arkan Ramadhan

Wahai orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa (QS Al Baqoroh : 183)
Agar seluruh anggota keluarga kita (suami, istri, anak, menantu, cucu, pembantu, dll) ikut berpuasa dan mensyiarkan Ramadhan, sehingga suasana rumah benar-benar “suasana Ramadhan, beberapa kiat berikut dapat dicoba:
1. Fahamkan akan indahnya bulan suci Ramadhan kepada seluruh anggota keluarga, bahwa ia adalah bulan mulia, bulan suci, yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an, bulan dilipatgandakannya nilai amal ibadah, dll.
2. Fahamkan kepada seluruh keluarga tentang bagaimana Rasulullah saw dan para sahabatnya dalam menyambut dan mengisi Ramadhan
3. Bagi yang sangat sibuk,usahakan untuk dapat makan sahur dan berbuka bersama keluarga, sehingga tercipta kebersamaan dalam beribadah kepada Allah swt.
4. Sekali waktu (atau beberapa kali waktu), untuk mengadakan shalat tarawih bersama keluarga (karena tarawih tidak harus di masjid)
5. Biasakan untuk memberikan pujian/penghargaan bahkan hadiah kepada anak khususnya yang berhasil menjalankan puasa dengan baik
6. Tradisikan membaca Al Qur’an (minimal) selama bulan Ramadhan, untuk menghidupkan suasana rumah.

Kamis, 13 Agustus 2009

Kiat Menyambut Ramadhan

“Bulan Ramadhan, yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an, yang menjadi petunjuk bagi manusia dan penjelasan atas petunjuk itu, dan menjadi pembeda (antara yang haq dan yang batil). Barang siapa di antara kamu menyaksikan (menemui) bulan ramadhan, maka berpuasalah …”
Bulan Ramadhan sebentar lagi akan tiba, beberapa persiapan yang sebaiknya kita lakukan:
1. Persiapan ruhiyah
Setiap muslim idealnya pasti akan bahagia dengan hadirnya Ramadhan, karena baginya Ramadhan adalah bulan yang sangat-sangat dinantikannya. Di bulan itu setiap muslim memiliki kesempatan beramal dan beribadah yang sangat luar biasa., pagi, siang, sore, malam bahkan di waktu dini hari sekalipun. Di bulan itu nilai amal ibadah seorang hamba dilipatgandakan oleh Allah swt. Kesempatan untuk meraih rahmat dan maghfiroh Allah swt. Oleh karena itu persiapkan ruhiyah kita untuk menyambut datangnya bulan suci ini.
2. Persiapan Jasadiyah
Menjaga kondisi fisik agar tetap sehat sebaiknya kita lakukan untuk bersiap-siap menyambut datangnya Ramadhan. Kita mesti berazam (niat kuat) untuk dapat menjalankan ibadah Ramadhan dengan sesempurna-sempurna mungkin. Persiapkan badan kita, rumah kita, lingkungan kita untuk menyambut datangnya Ramadhan. Ciptakan suasana “baru” di rumah kita karena akan menyambut tamu agung, tamu yang dinanti-nantikan datangnya, bulan Ramadhan
3. Persiapan fikriyah
Mempelajari seluk beluk Ramadhan (syarat sah, wajib, rukun puasa, tarawih, dll) menjadi sangat penting dilakukan sebelum datangnya Ramadhan, sehingga memasuki Ramadhan dengan penuh kemantapan keyakinan dan pemahaman.

Amal Utama Di Bulan Ramadhan

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah (2): 183]
Ramadhan punya makna tersendiri di hati umat Islam. Bulan Ramadhan adalah bulan rihlah ruhaniyah (wisata rohani). Umat Islam melepas belenggu materialisme dunia dengan menghidupkan dunia ruhiyah. Sebulan penuh umat Islam menjalani proses tadzkiyatun nafs (pembersihan jiwa). Sebulan penuh umat Islam melakukan riyadhatur ruhiyah (olah rohani).
Amal yang utama di bulan Ramadhan tentu saja berpuasa. Hal ini diperintahkan Allah swt. dalam Al-Quran surat Al-Baqarah (2) ayat 183-187. Karena itu, agar puasa kita tidak sia-sia, perdalamlah wawasan kita tentang puasa yang benar dengan mengetahui dan menjaga rambu-rambunya. Sebab, puasa bukan sekadar tidak makan dan tidak minum. Tapi, ada rambu-rambu yang harus ditaati. Kata Rasulullah saw., “Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengetahui rambu-rambunya dan memperhatikan apa yang semestinya diperhatikan, maka hal itu akan menjadi pelebur dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi)
Jangan pernah tidak berpuasa sehari pun tanpa alasan yang dibenarkan syariat. Meninggalkan puasa tanpa uzur adalah dosa besar dan tidak bisa ditebus meskipun orang itu berpuasa sepanjang masa. “Barangsiapa tidak puasa pada bulan Ramadhan sekalipun sehari tanpa alasan rukhshah atau sakit, hal itu (merupakan dosa besar) yang tidak bisa ditebus bahkan seandainya ia berpuasa selama hidup,” begitu kata Rasulullah saw. (HR. At-Turmudzi)
Jauhi hal-hal yang dapat mengurangi dan menggugurkan nilai puasa Anda. Inti puasa adalah melatih kita menahan diri dari hal-hal yang tidak benar. Bila hal-hal itu tidak bisa ditinggalkan, maka nilai puasa kita akan berkurang kadarnya. Rasulullah saw. bersabda, “Bukankah (hakikat) puasa itu sekadar meninggalkan makan dan minum, melainkan meninggalkan perbuatan sia-sia dan kata-kata bohong.” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah). Rasulullah saw. juga berkata, “Barangsiapa yang selama berpuasa tidak juga meninggalkan kata-kata bohong bahkan mempraktikkanya, maka tidak ada nilainya bagi Allah apa yang ia sangkakan sebagai puasa, yaitu sekadar meninggalkan makan dan minum.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Semua itu tidak akan bisa kita lakukan kecuali dengan bersungguh-sungguh dalam melaksankannya. Dengan begitu, puasa yang kita lakukan menghasilkan ganjaran dari Allah berupa ampunNya. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh iman dan kesungguhan, maka akan diampuni dosa-dosa yang pernah dilakukan.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)
Salah satu bentuk kesungguhan dalam berpuasa adalah, melakukan makan sahur sebelum tiba waktu subuh. Rasulullah saw. menerangkan, “Makanan sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan Anda tinggalkan, meskipun hanya dengan seteguk air. Allah dan para malaikat mengucapkan salam kepada orang-orang yang makan sahur.”
Selain sahur, menyegerakan berbuka ketika magrib tiba, juga bentuk kesungguhan kita dalam berpuasa. “Sesungguhnya termasuk hamba Allah yang paling dicintai olehNya ialah mereka yang menyegerakan berbuka puasa,” begitu kata Rasulullah saw. Rasulullah saw. memberi contoh bersegera berbuka puasa walaupun hanya dengan ruthab (kurma mengkal), tamar (kurma), atau seteguk air. (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Selama berpuasa, jangan lupa berdoa. Doa yang banyak. Sebab, doa orang yang berpuasa mustajab. Ini kata Rasulullah saw., “Ada tiga kelompok manusia yang doanya tidak ditolak oleh Allah. Yang pertama ialah doa orang-orang yang berpuasa sehingga mereka berbuka.” (HR. Ahmad dan Turmudzi). []edit-dkwtn

Kamis, 06 Agustus 2009

Sepuluh Langkah menyambut Ramadhan Oleh: Mochamad Bugi

1. Berdoalah agar Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir.
Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah SWT agar diberikan karunia bulan Ramadhan; dan berdoa agar Allah SWT menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah Ta’ala, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.
2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadhan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadhan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.
3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadhan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadhan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).
4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.
5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]
6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadhan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.
7. Sambut Ramadhan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadhan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]
8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadhan.
9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:
• buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.
• membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.
10. Sambutlah Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. []edit-dkwtn